Langsung ke konten utama

HMI Cabang Malang Kunjungi Liponsos: Tinjau Shelter Penampungan dan Pembinaan Dinsos P3AP2KB Kota Malang

Foto bersama Pengurus HMI Cabang Malang
 bersama Pengurus & Pembina Liponsos Kota Malang

Malang, LAPMI - Pengurus HMI Cabang Malang melakukan kunjungan ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Camp Assessment Kota Malang untuk meninjau langsung Shelter Penampungan dan Pembinaan Dinsos P3AP2KB Kota Malang. Selasa, 11 November 2025. 

Kunjungan ini sebagai bentuk perhatian HMI Cabang Malang terhadap Kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), sekaligus untuk mengetahui kelayakan serta pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan jaminan sosial.

Muharram selaku pengurus dan pembina Liponsos mengatakan "Liponsos ini sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS) bagi orang-orang yang terjaring razia oleh Satpol PP". "Sebelum mereka ditempatkan ke Shelter yang lain, kami melakukan identifikasi masalah dan klasifikasi untuk menentukan kategori masalah PMKS". Ujarnya.

Cahya selaku pengurus dan pembina Liponsos juga mengatakan "Orang-orang yang berada disini, akan dilakukan bimbingan kesehatan, mental, spiritual sebagai bentuk tanggungjawab Liponsos". Lanjutnya, "Pelatihan keterampilan seperti berkebun juga kami lakukan".

Ditemukan masalah seperti masih terdapat orang-orang yang tidur disamping jalan, bahkan sering terlihat berhari-hari di lokasi Kayutangan Kota Malang. "Kami selalu melihat orang lansia yang sering tidur hampir setiap malam di area Kayutangan". Ujar Mirdan Idham selaku Ketua Umum HMI Cabang Malang.

Muharram mengatakan bahwa "Orang-orang tersebut pasti pernah terjaring razia, dan tetap kembali ke jalan. "Kita sudah berulang kali melakukan rehabilitas, tapi sepertinya sudah kebiasaan bagi mereka. Ujarnya.

Terhadap 7 orang yang terdaftar di Liponsos Camo Assessment Kota Malang dan saat meninjau langsung lokasi, kurang lebih terdapat sekitar 4 orang. Satu diantaranya adalah tunarungu dan tunawicara, satunya adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dua lainnya termasuk Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis (Anjal dan Gepeng).

Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, seharusnya menaruh perhatian lebih bagi orang-orang yang sering menghabiskan waktunya di jalanan untuk menemukan solusi yang tepat agar masalah Anjal dan Gepeng tidak berulang kali terjadi.

"Kami berharap lingkungan Kota Malang tidak memiliki orang-orang yang mencari kehidupan di jalanan, sebagai Kota Pendidikan tentu outputnya sebagai orang terpelajar, Walaupun beberapa diantara mereka dari luar Kota Malang". Ujar Virel Kabid Soskestra.

Selain itu, Mirdan Idham juga menambahkan sarannya berupa upaya kongkret yang harus dilakukan oleh lembaga terkait. "Pembinaan yang dilakukan juga harus berbentuk distribusi lapangan pekerjaan sebagai upaya kongkret dalam merespon ketimpangan sosial seperti ini". Tutupnya.


Pewarta : Rajis Wardi
Editor     : Muhammad Ali Makki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PENYUMBANG DOSA DALAM DEMOKRASI INDONESIA

  Sahidatul Atiqah (Jihan) Departemen PSDP HMI  Komisariat Unitri Pada hakikatnya perguruan tinggi memiliki posisi strategis, yaitu menjadi instrumen mencerdaskan kehidupan bangsa.  Dari perguruan tinggi lahir generasi-generasi penerus yang berkapasitas baik untuk membangun dan meneruskan estafet kepemimpinan bagi sebuah bangsa. Selain itu perguruan tinggi memiliki tugas dan peran yang termuat dalam Tri Dharma salah satunya adalah pengabdian, perguruan tinggi memiliki ruang lingkup pengabdian yang luas, termasuk dalam ranah politik dan demokrasi yang membutuhkan kontribusi dari pihak-pihak terkait di perguruan tinggi. Dengan kata Lain kampus tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membentuk pemikiran kritis dan berpartisipasi aktif dalam mengawal demokrasi. Kampus tidak boleh mengabaikan keterlibatan dalam isu politik. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam mengawasi, mengawal, dan m...

Membongkar Mitos: Perpeloncoan dan Pembulian dalam Diklat Jurusan Bukanlah "Pembentukan Mental"

Nazia Kamala Kasim  (Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik 2025 Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang) Malang, LAPMI - Musim penerimaan mahasiswa baru seharusnya menjadi masa-masa yang paling dinantikan: dipenuhi janji-janji persahabatan, eksplorasi ilmu, dan langkah awal menuju kemandirian. Namun, bagi ribuan mahasiswa baru di berbagai institusi, euforia itu seringkali harus dibayar mahal. Di balik foto-foto ceria dan slogan "solidaritas," tersimpan cerita sunyi tentang bentakan, intimidasi, dan tugas-tugas merendahkan yang terjadi dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau orientasi kampus. Sejatinya, kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau orientasi kampus seharusnya menjadi sarana yang menyenangkan untuk membantu mahasiswa baru beradaptasi dengan lingkungan akademik dan sosial. Namun, harapan ini seringkali pupus karena maraknya perpeloncoan (hazing) dan pembulian (bullying) di banyak institusi, yang justru meninggalkan dampak negatif secara mental ...

Demi Party di Yudisium, Kampus UIBU Malang Poroti Mahasiswa

  Kampus UIBU Malang dan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Yudisium Malang, LAPMI - Universitas Insan Budi Utomo Malang yang biasa disebut kampus UIBU akan menggelar acara yudisium dengan tarif 750.000. Sesuai informasi yang beredar yudisium tersebut akan digelar pada hari Rabu (14 Agustus 2024) dan akan dikonsep dengan acara Party/Dj. Hal tersebut membuat kontroversi di kalangan mahasiswa UIBU lantaran transparansi pendanaan yang tidak jelas dan acara yudisium yang dikonsep dengan acara party/DJ. Salah satu mahasiswa berinisial W angkatan 2020 saat diwawancarai mengatakan bahwa Yudisium yang akan digelar sangat tidak pro terhadap mahasiswa dan juga menyengsarakan mahasiswa dikarenakan kenaikan pembayaran yang tidak wajar dan hanya memprioritaskan acara Party/Dj. “Yudisium yang akan digelar ini konsepnya tidak jelas dan tidak pro mahasiswa, tahun lalu tarifnya masih 500.000 tapi sekarang naik 250.000 menjadi 750.000, teman-teman kami tentu banyak yang merasakan keresehan ini. Pihak...