Langsung ke konten utama

UNIS Tangerang Darurat Kepemimpinan, Berbagai Kejanggalan Tak Terselesaikan

 

Tampak dari depan kampus UNIS Tangerang (Dokumentasi: Istimewa)

Malang, LAPMI – Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang saat ini tengah menghadapi situasi darurat kepemimpinan. Kekosongan posisi pimpinan kampus yang sudah terjadi sejak bulan April lalu dinilai memicu berbagai masalah internal yang hingga kini belum menemukan titik terang penyelesaian.

Kejanggalan yang muncul mencakup masalah administrasi, transparansi pengelolaan anggaran, hingga kebijakan akademik yang dianggap tidak jelas arah dan prosedurnya. Para dosen, staf, dan Mahasiswa mengaku kebingungan menghadapi keputusan yang sering berubah-ubah tanpa dasar yang kuat.

Ahmad Habiburrohman Nurwahid, Mahasiswa UNIS Tangerang sekaligus Kabid Personalia MAPALA Benteng Alam, menyatakan kekhawatirannya atas kondisi ini. “Situasi ini membuat kami ormawa UNIS Tangerang bingung akan ketidakadaan yang memimpin pegerakan di kampus, dan permasalahan yang belum terjawab dan terselesaikan" ungkapnya.

Ahmad Habiburrohman Nurwahid(Mahasiswa UNIS Tangerang/Kabid Personalia MAPALA Benteng Alam)

Selain itu, beberapa Mahasiswa juga menilai ketidakpastian ini berdampak langsung pada kualitas pendidikan dan kenyamanan belajar di kampus. Mereka menuntut adanya langkah konkret untuk memperbaiki sistem manajemen dan kepemimpinan di UNIS Tangerang.

Pihak kampus hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi mengenai langkah-langkah strategis yang akan diambil untuk menuntaskan permasalahan yang ada. Pengamat pendidikan menilai, situasi darurat kepemimpinan seperti ini bisa menurunkan citra kampus dan menimbulkan keresahan di kalangan sivitas akademika.

Kondisi ini menegaskan pentingnya perbaikan sistem manajemen dan kepemimpinan di UNIS Tangerang agar berbagai kejanggalan yang ada dapat segera tertangani dan tidak menimbulkan dampak lebih luas bagi Mahasiswa, dosen, dan masyarakat.


Pewarta : M Syauqi Mubarak
Editor     : M Ali Makki


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PENYUMBANG DOSA DALAM DEMOKRASI INDONESIA

  Sahidatul Atiqah (Jihan) Departemen PSDP HMI  Komisariat Unitri Pada hakikatnya perguruan tinggi memiliki posisi strategis, yaitu menjadi instrumen mencerdaskan kehidupan bangsa.  Dari perguruan tinggi lahir generasi-generasi penerus yang berkapasitas baik untuk membangun dan meneruskan estafet kepemimpinan bagi sebuah bangsa. Selain itu perguruan tinggi memiliki tugas dan peran yang termuat dalam Tri Dharma salah satunya adalah pengabdian, perguruan tinggi memiliki ruang lingkup pengabdian yang luas, termasuk dalam ranah politik dan demokrasi yang membutuhkan kontribusi dari pihak-pihak terkait di perguruan tinggi. Dengan kata Lain kampus tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membentuk pemikiran kritis dan berpartisipasi aktif dalam mengawal demokrasi. Kampus tidak boleh mengabaikan keterlibatan dalam isu politik. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam mengawasi, mengawal, dan m...

Membongkar Mitos: Perpeloncoan dan Pembulian dalam Diklat Jurusan Bukanlah "Pembentukan Mental"

Nazia Kamala Kasim  (Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik 2025 Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang) Malang, LAPMI - Musim penerimaan mahasiswa baru seharusnya menjadi masa-masa yang paling dinantikan: dipenuhi janji-janji persahabatan, eksplorasi ilmu, dan langkah awal menuju kemandirian. Namun, bagi ribuan mahasiswa baru di berbagai institusi, euforia itu seringkali harus dibayar mahal. Di balik foto-foto ceria dan slogan "solidaritas," tersimpan cerita sunyi tentang bentakan, intimidasi, dan tugas-tugas merendahkan yang terjadi dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau orientasi kampus. Sejatinya, kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau orientasi kampus seharusnya menjadi sarana yang menyenangkan untuk membantu mahasiswa baru beradaptasi dengan lingkungan akademik dan sosial. Namun, harapan ini seringkali pupus karena maraknya perpeloncoan (hazing) dan pembulian (bullying) di banyak institusi, yang justru meninggalkan dampak negatif secara mental ...

Demi Party di Yudisium, Kampus UIBU Malang Poroti Mahasiswa

  Kampus UIBU Malang dan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Yudisium Malang, LAPMI - Universitas Insan Budi Utomo Malang yang biasa disebut kampus UIBU akan menggelar acara yudisium dengan tarif 750.000. Sesuai informasi yang beredar yudisium tersebut akan digelar pada hari Rabu (14 Agustus 2024) dan akan dikonsep dengan acara Party/Dj. Hal tersebut membuat kontroversi di kalangan mahasiswa UIBU lantaran transparansi pendanaan yang tidak jelas dan acara yudisium yang dikonsep dengan acara party/DJ. Salah satu mahasiswa berinisial W angkatan 2020 saat diwawancarai mengatakan bahwa Yudisium yang akan digelar sangat tidak pro terhadap mahasiswa dan juga menyengsarakan mahasiswa dikarenakan kenaikan pembayaran yang tidak wajar dan hanya memprioritaskan acara Party/Dj. “Yudisium yang akan digelar ini konsepnya tidak jelas dan tidak pro mahasiswa, tahun lalu tarifnya masih 500.000 tapi sekarang naik 250.000 menjadi 750.000, teman-teman kami tentu banyak yang merasakan keresehan ini. Pihak...