Langsung ke konten utama

Menko PMK Muhadjir Effendy dan Anggota DPRD Jatim M. Arbayanto Hadiri Latihan Kader 1 HMI Koorkom Universitas Negeri Malang

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI periode 2019–2024, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP,(kanan) bersama dua Kader HMI UM pada kegiatan LK1 HMI UM

Malang, LAPMI - Rabu, 29 Oktober 2025, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Negeri Malang (UM) kembali menggelar kegiatan kaderisasi dasar Latihan Kader 1 (LK 1) sebagai upaya mencetak generasi muda muslim yang berintelektual, berintegritas, serta memiliki semangat pengabdian tinggi terhadap masyarakat dan bangsa.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di Villa Ratimaya, Kota Batu ini diikuti puluhan peserta dari berbagai fakultas. Acara Stadium General dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI periode 2019–2024, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., serta M. Arbayanto, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur.

Tahun ini, LK 1 HMI UM mengusung tema “Membentuk Kader Intelektual Muslim yang Berintegritas, Progresif, dan Berdaya Guna bagi Umat dan Bangsa.” Tema tersebut menegaskan kembali peran mahasiswa, kader HMI sebagai agen perubahan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

Dalam sambutannya, Prof. Muhadjir Effendy menyampaikan apresiasi atas semangat kaderisasi yang terus dijaga oleh HMI. Ia menilai, keberadaan HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia memiliki kontribusi besar dalam membentuk karakter dan pola pikir mahasiswa agar siap menjadi pemimpin masa depan.

“Saya bangga HMI masih terus menjaga semangat kaderisasi seperti ini. Melalui forum seperti LK 1, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga membangun karakter, wawasan kebangsaan, dan rasa tanggung jawab sosial. HMI adalah laboratorium kepemimpinan yang nyata” ujar Prof. Muhadjir.

Ia juga menekankan bahwa di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, mahasiswa harus tetap berpegang pada nilai moral dan keislaman agar tidak kehilangan arah.

“Kemajuan bangsa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh moralitas dan integritas. Itulah yang harus dijaga oleh setiap kader HMI” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, M. Arbayanto, menyoroti pentingnya sinergi antara mahasiswa dan pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. Ia menilai HMI memiliki potensi besar menjadi mitra strategis dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.

“HMI adalah organisasi yang telah banyak melahirkan tokoh nasional. Saya berharap para kader muda hari ini mampu melanjutkan semangat itu dengan menjadi generasi yang berpikir solutif, aktif dalam pembangunan daerah, dan konsisten memperjuangkan keadilan sosial” ucapnya.

Arbayanto juga mengingatkan agar mahasiswa tidak terjebak dalam zona nyaman akademik semata, melainkan memperluas kontribusi di berbagai sektor sosial dan ekonomi.

“Mahasiswa HMI harus hadir di tengah masyarakat, menjadi pelopor perubahan yang membawa manfaat. Dengan semangat intelektual dan keislaman, kalian bisa menjadi kekuatan moral bagi bangsa ini,” lanjutnya.

Foto bersama peserta LK 1 dan
pengurus HMI Koorkom UM

Ketua Umum HMI Komisariat Ekonomi UM, Nuris, menyampaikan bahwa kegiatan LK 1 merupakan tonggak penting dalam pembentukan jati diri kader HMI. Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan kader yang tangguh, kritis, dan siap berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan.

“Latihan Kader 1 bukan sekadar kegiatan formal, tetapi titik awal perjalanan panjang seorang kader HMI. Di sini peserta diajak memahami nilai dasar HMI, memperdalam wawasan Islam, dan membangun semangat perjuangan untuk umat dan bangsa,” tuturnya.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta mengikuti berbagai materi mencakup Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI, Keislaman, Keorganisasian, Kepemimpinan, dan Wawasan Kebangsaan. Pemateri berasal dari kalangan akademisi, tokoh masyarakat, serta alumni HMI yang kini berkiprah di berbagai bidang profesional.

Kegiatan juga diisi dengan sesi diskusi interaktif, refleksi diri, serta pembaiatan kader baru di akhir acara. Suasana kebersamaan dan semangat keislaman tampak kuat dalam setiap rangkaian kegiatan, menunjukkan bahwa HMI UM tetap menjadi wadah pembentukan karakter mahasiswa yang solid dan produktif.

Dengan kehadiran dua tokoh penting, yakni Prof. Muhadjir Effendy dan M. Arbayanto, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi para kader muda HMI untuk terus berkembang serta berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.


Pewarta : Feri Abdul Aziz
Editor     : Amrozi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PENYUMBANG DOSA DALAM DEMOKRASI INDONESIA

  Sahidatul Atiqah (Jihan) Departemen PSDP HMI  Komisariat Unitri Pada hakikatnya perguruan tinggi memiliki posisi strategis, yaitu menjadi instrumen mencerdaskan kehidupan bangsa.  Dari perguruan tinggi lahir generasi-generasi penerus yang berkapasitas baik untuk membangun dan meneruskan estafet kepemimpinan bagi sebuah bangsa. Selain itu perguruan tinggi memiliki tugas dan peran yang termuat dalam Tri Dharma salah satunya adalah pengabdian, perguruan tinggi memiliki ruang lingkup pengabdian yang luas, termasuk dalam ranah politik dan demokrasi yang membutuhkan kontribusi dari pihak-pihak terkait di perguruan tinggi. Dengan kata Lain kampus tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membentuk pemikiran kritis dan berpartisipasi aktif dalam mengawal demokrasi. Kampus tidak boleh mengabaikan keterlibatan dalam isu politik. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam mengawasi, mengawal, dan m...

Membongkar Mitos: Perpeloncoan dan Pembulian dalam Diklat Jurusan Bukanlah "Pembentukan Mental"

Nazia Kamala Kasim  (Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik 2025 Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang) Malang, LAPMI - Musim penerimaan mahasiswa baru seharusnya menjadi masa-masa yang paling dinantikan: dipenuhi janji-janji persahabatan, eksplorasi ilmu, dan langkah awal menuju kemandirian. Namun, bagi ribuan mahasiswa baru di berbagai institusi, euforia itu seringkali harus dibayar mahal. Di balik foto-foto ceria dan slogan "solidaritas," tersimpan cerita sunyi tentang bentakan, intimidasi, dan tugas-tugas merendahkan yang terjadi dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau orientasi kampus. Sejatinya, kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau orientasi kampus seharusnya menjadi sarana yang menyenangkan untuk membantu mahasiswa baru beradaptasi dengan lingkungan akademik dan sosial. Namun, harapan ini seringkali pupus karena maraknya perpeloncoan (hazing) dan pembulian (bullying) di banyak institusi, yang justru meninggalkan dampak negatif secara mental ...

Demi Party di Yudisium, Kampus UIBU Malang Poroti Mahasiswa

  Kampus UIBU Malang dan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Yudisium Malang, LAPMI - Universitas Insan Budi Utomo Malang yang biasa disebut kampus UIBU akan menggelar acara yudisium dengan tarif 750.000. Sesuai informasi yang beredar yudisium tersebut akan digelar pada hari Rabu (14 Agustus 2024) dan akan dikonsep dengan acara Party/Dj. Hal tersebut membuat kontroversi di kalangan mahasiswa UIBU lantaran transparansi pendanaan yang tidak jelas dan acara yudisium yang dikonsep dengan acara party/DJ. Salah satu mahasiswa berinisial W angkatan 2020 saat diwawancarai mengatakan bahwa Yudisium yang akan digelar sangat tidak pro terhadap mahasiswa dan juga menyengsarakan mahasiswa dikarenakan kenaikan pembayaran yang tidak wajar dan hanya memprioritaskan acara Party/Dj. “Yudisium yang akan digelar ini konsepnya tidak jelas dan tidak pro mahasiswa, tahun lalu tarifnya masih 500.000 tapi sekarang naik 250.000 menjadi 750.000, teman-teman kami tentu banyak yang merasakan keresehan ini. Pihak...