![]() |
Ruslan Ahmad (Ketum Ikatan Mahasiswa Kedang Malang/IMAKMA) |
Malang, LAPMI - Suasana aksi demonstrasi di beberapa titik lokasi dari jumat, 25-29 agustus 2025 demonstrasi ini awalnya merupakan luapan kekecewaan masyarakat terhadap anggota DPR, namun demonstrasi ini meluas dipicu oleh kematian saudara kita affan kurniawan yang ditabarak oleh kepolisian, aksi demo tidak hanya di Jakarta tetapi meluas di kota-kota lain, yang tidak hanya melibatkan Mahasiswa namun dari berbagai elemen masyarakat, buruh, ojol, petani, pelajar dan lainnya. Teriakan dan perlawan oleh masyarakat tidak hanya ada begitu saja namun aspirasi itu muncul atau hadir karena adanya kerancuhan dan ketidakadilan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat.
Penyampaiaan aspirasi masyarakat tentunya sebagai bentuk aspirasi publik kepada pemerintahan yang harus dirawat dalam sistem demokrasi, sebagaimana dalam UU NO 9 tahun 1998 yaitu penyampaian pendapat di muka umum. Namun dibeberapa hari ini, masyarakat dihadapkan dengan keterpurukan/krisis ekonomi, namun pajak dinaikkan oleh pemerintah, bukannya mementingkan masyarakat namun gaji anggota DPR dan pejabat lainya dinaikan. Hari ini masyarakat demonstrasi dihadapkan juga dengan tindakan represif, kekerasan oleh pihak kepolisian, tindakan tersebut pemicu amarah dari elemen masyarakat yang menyebabkan kemarahan masyarkat yang tidak terbendug, membakar gedung DPR, merusak pos polisi dan lainnya.
Kemarin kita dikejutkan dengan statement presiden Prabowo bahwasanya yang melaksanakan anarkis ketika demonstrasi akan ditindak tegas, yang menjadi pertanyaan, siapa yang anarkis itu, apakah masyarakat, polisi, tentara dll? Namun pesan yang disampaikan bapak presiden kepada Polri dan TNI adalah mengarah kepada Masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi, namun bagaimana dengan kekerasan yang dilakukan oleh polisi yang membunuh saudara Affan Kurniawan! Tragedi kanjuruhan bukankah itu yang dilakukan oleh polisi kenapa masyarakat yang selalu dikatakan anarkis.
Di awal kepemimpinan presiden Prabowo, masyarakat menginginkan ia sebagai figur baru yang kokoh akan membela masyarakat, menegakan keadilan, kesejahteraan namun semua itu hanya imajinasi masyarakat, ia mementingkan rekan-rekannya dan lupa dengan masyarakat, gaji dan tunjangan DPR di tinggikan, sedangkan masyarakat dipajaki. Ketika masyarakat kesulitan mencari kerja ia masa bodoh. Di era yang krisis ini masyarakat dihadapkan dengan kesulitan dalam mencari kerja.
Di era yang krisis ekonomi ini kita dihadapkan dengan banyaknya produk yang dijual dengan harga yang mahal. Masyarakat kesulitan dalam mencari kerja, gaji guru yang rendah, namun ketika masyarakat mempertanyakan hal itu, tapi sering kali diabaikan, sedangkan gaji dan tunjangan DPR ditingkatkan bukankah itu perbuatan kalian yang menyebabkan Masyarakat melakukan perlawan, bukankah itu kebijakan yang menyesengsarakan rakyat, kenapa masyarakat yang sering dijadikan sebagai alat untuk kepentingan kalian yang berkuasa, lalu siapa yang bertangungjawab dengan semua kebijakan ini bukankah bapak presiden Prabowo selaku kepala negara, kenapa ia malah diam dengan ketertindasan yang dihadapi oleh masyarakat hari ini.
Demonstrasi kali ini menjadi catatan bagi presiden Prabowo dan jajaran kepemerintahan bahwa aspirasi masyarakat belum padam, yang harus dievaluasi dan didengar oleh pemerintah, masyarakat hadir dengan membawa aspirasi namun seringkali dihalangi dengan kekerasan. Sebagai masyarakat tentunya merasakan kekecewaan disebabkan suara yang harusnya didengar dan dijadikan sandaran dalam perbaikan, namun sering kali “diabaikan,” “dijogeti” dan dikatakan masyarakat “tolol” maka jangan salahkan kemarahan masyarakat, jika menyuarakan dengan turun jalan melakukan demonstrasi, karena penyebab awal adalah kalian itu sendiri.
Editor : Ai Novia H
Komentar
Posting Komentar