Langsung ke konten utama

Geothermal Gunung Lawu: Risiko Kerusakan Lingkungan Dan Terancamnya Situs Budaya Spiritual yang Ada Di Tanah Jawa

Syahid Hermansyah
 (Kader HMI Komisariat Cirendeu)

Malang, LAPMI - Geothermal sudah sering kita dengar sebagai energi terbarukan dan menjanjikan untuk saat ini dan masa depan. Kita akan menilik lebih jauh seperti apa energi ini dan melihat perkembangan pemanfaat energi Geothermal di Indonesia. Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang sangat besar, dengan potensi energi geothermal sekitar 28,61 hingga 29 GWe, yang merupakan sekitar 40% dari potensi geothermal dunia, berkat posisi kita di jalur cincin api pasifik yang kaya akan aktivitas vulkanik. Potensi ini tentu saja menjadikan kita sebagai salah satu negara dengan cadangan energi geothermal terbesar di dunia.

Geotermal adalah sumber energi alternatif yang berasal dari panas bumi, energi ini dimanfaatkan dengan cara mengambil panas dari dalam bumi dan mengubahnya menjadi energi listrik atau energi panas. Geothermal adalah istilah yang secara harfiah berarti "panas dari bumi," mengacu pada energi yang dihasilkan dari panas yang ada di dalam bumi.

Di dalam bumi, terdapat lapisan batuan yang sangat panas, termasuk magma di bagian dalamnya. Panas ini dapat digunakan untuk menghasilkan uap air, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik melalui generator. Alternatif lainnya adalah menggunakan panas langsung dari sumber geothermal untuk memanaskan air atau udara.

Rencana pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Geotermal di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Kecamatan Jenawi, Karanganyar. Meskipun dianggap sebagai sumber energi terbarukan yang lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia telah menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.

Kerusakan Ekosistem

Proyek pembangunan infrastruktur akan menyebabkan deforestasi dan kerusakan habitat flora-fauna langka yang ada di gunung Lawu, banyak potensi panas bumi di Indonesia terletak di atau dekat dengan kawasan hutan konservasi. Pengembangan PLTP sering kali memerlukan pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur seperti jalan, yang menyebabkan penggundulan hutan dan kerusakan ekosistem.

Berpotensi Mengancam Situs-situs Suci dan Cagar Budaya

Cagar budaya yang tersebar di wilayah Jenawi dan sekitarnya. dan bahwasanya yang kita ketahui banyak situs situs bersejarah yang ada di gunung lawu pada zaman kerajaan Majapahit, yang dimana tempat itu disakralkan oleh penduduk setempat dan dianggap memiliki nilai-nilai sejarah yang begitu tinggi. Pembangunan proyek geothermal beresiko mengganggu situs-situs bersejarah dan terdapat banyak pusaka spiritual yang mengikat pada sejarah dan tradisi. eksploitasi alam dikawasan sakral hanya akan merusak interaksi harmonis antara manusia, alam dan warisan leluhur.


Penulis : Syahid Hermansyah
Editor   : M Syauqi Mubarak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PENYUMBANG DOSA DALAM DEMOKRASI INDONESIA

  Sahidatul Atiqah (Jihan) Departemen PSDP HMI  Komisariat Unitri Pada hakikatnya perguruan tinggi memiliki posisi strategis, yaitu menjadi instrumen mencerdaskan kehidupan bangsa.  Dari perguruan tinggi lahir generasi-generasi penerus yang berkapasitas baik untuk membangun dan meneruskan estafet kepemimpinan bagi sebuah bangsa. Selain itu perguruan tinggi memiliki tugas dan peran yang termuat dalam Tri Dharma salah satunya adalah pengabdian, perguruan tinggi memiliki ruang lingkup pengabdian yang luas, termasuk dalam ranah politik dan demokrasi yang membutuhkan kontribusi dari pihak-pihak terkait di perguruan tinggi. Dengan kata Lain kampus tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membentuk pemikiran kritis dan berpartisipasi aktif dalam mengawal demokrasi. Kampus tidak boleh mengabaikan keterlibatan dalam isu politik. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam mengawasi, mengawal, dan m...

Sebuah Wacana Menjelang Pilkada 2024

  Zul Fahmi Fikar (Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pembangunan Desa, HMI Cabang Malang) Kesejahteraan sebuah negara dilihat dari seorang pemimpinnya, demikian pula Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) harus dijadikan sebagai proses demokrasi yang sehat, kita sebagai masyarakat awam harus mampu menghindari politik transaksional yang membudaya di bangsa ini, agar pemilihan kepala daerah mendatang lebih bersih dan jauh dari kata curang, kotor dan lain sebagainya.  Karena 5 tahun ke depan bukan persoalan menang ataupun kalah dari kontestasi politik hari ini, akan tetapi bagaimana kita sama-sama fokus pada perubahan di setiap daerah yang kita tempati,berangkat dari itulah mengapa pentingnya kita sebagai warga negara Indonesia perlu jeli dalam menentukan pilihan, sebab dosa mendatang yang diperbuat oleh kepala daerah yang terpilih itu merupakan dosa besar kita bersama.  27 November 2024, pesta demokrasi akan diselenggarakan, yang mana kita sebagai masyarakat sama-sama berharap ...

Demi Party di Yudisium, Kampus UIBU Malang Poroti Mahasiswa

  Kampus UIBU Malang dan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Yudisium Malang, LAPMI - Universitas Insan Budi Utomo Malang yang biasa disebut kampus UIBU akan menggelar acara yudisium dengan tarif 750.000. Sesuai informasi yang beredar yudisium tersebut akan digelar pada hari Rabu (14 Agustus 2024) dan akan dikonsep dengan acara Party/Dj. Hal tersebut membuat kontroversi di kalangan mahasiswa UIBU lantaran transparansi pendanaan yang tidak jelas dan acara yudisium yang dikonsep dengan acara party/DJ. Salah satu mahasiswa berinisial W angkatan 2020 saat diwawancarai mengatakan bahwa Yudisium yang akan digelar sangat tidak pro terhadap mahasiswa dan juga menyengsarakan mahasiswa dikarenakan kenaikan pembayaran yang tidak wajar dan hanya memprioritaskan acara Party/Dj. “Yudisium yang akan digelar ini konsepnya tidak jelas dan tidak pro mahasiswa, tahun lalu tarifnya masih 500.000 tapi sekarang naik 250.000 menjadi 750.000, teman-teman kami tentu banyak yang merasakan keresehan ini. Pihak...